PERBANDINGAN BATUBARA DAN CaSO4 SEBAGAI REDUKTOR DALAM PROSES REDUKSI BIJIH NIKEL LATERIT

Penulis

  • Flaviana Yohanala Prista Tyassena Program Studi Teknik Kimia Mineral Politeknik ATI Makassar
  • Tri Gustiany Agus Program Studi Teknik Kimia Mineral Politeknik ATI Makassar
  • Muhammad Aslam Nur Program Studi Teknik Kimia Mineral Politeknik ATI Makassar
  • Gyan Prameswara Program Studi Teknik Kimia Mineral Politeknik ATI Makassar
  • Idi Amin Program Studi Teknik Kimia Mineral Politeknik ATI Makassar

DOI:

https://doi.org/10.61844/jtkm.v1i1.25

Kata Kunci:

Nikel, Pengkayaan, Mineral, Reduktor, Reduksi

Abstrak

Berdasarkan data ESDM pada Tahun 2020 Indonesia memiliki 52% cadangan nikel yang ada di dunia. Cadangan nikel di Indonesia ini sebagian besar (90%) tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Pirometalurgi konvensional merupakan metode pengkayaan mineral yang sering digunakan namun memiliki kelemahan dimana dibutuhkan energi yang besar dan berakibat pada biaya yang besar. Oleh karena itu saat ini banyak dilakukan penelitian untuk mengembangkan proses pirometalurgi suhu rendah dengan memanfaatkan reduktor. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan dua jenis reduktor, yaitu batubara dan CaSO4 serta melihat peranannya dalam proses reduksi selektif. Dua jenis reduktor, yaitu batu bara dan CaSO4, masing-maing dicampur dengan ore nikel dengan perbandingan berat 1:4 dan 1:10. Proses reduksi selektif dilakukan dengan kalsinasi menggunakan furnace pada variasi suhu 800oC, 900oC, dan 1000oC selama 120 menit. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa reduktor CaSO4 pada suhu 1000oC menghasilkan % recovery yang lebih tinggi mencapai 36% dibandingkan dengan batubara yang hanya mencapai 17%. Kandungan Sulfur pada CaSO4 akan berikatan dengan besi membentuk FeS dan kalsium akan berikatan dengan silikat. Proses pemisahan secara magnetik lebih lanjut diperlukan untuk memisahkan pengotor-pengotor non-magnetik yang terbentuk, yaitu FeS dan CaSi2O5 sehingga akan didapatkan % recovery nikel yang lebih tinggi. Sedangkan hasil yang tidak optimal pada batubara disebabkan karena rendahanya kandungan karbon, serta tingginya kandungan zat pengotor dan air.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Unduhan

Diterbitkan

2022-06-07

Cara Mengutip

[1]
F. Y. P. Tyassena, T. G. Agus, M. A. Nur, G. Prameswara, dan I. Amin, “PERBANDINGAN BATUBARA DAN CaSO4 SEBAGAI REDUKTOR DALAM PROSES REDUKSI BIJIH NIKEL LATERIT”, JTKM, vol. 1, no. 1, hlm. 31–35, Jun 2022.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama